Adaptasi Mitigasi Konflik Satwa

Konflik antara manusia dan satwa liar terjadi akibat sejumlah interaksi negatif baik langsung maupun tidak langsung antara manusia dan satwa liar. Pada kondisi tertentu konflik tersebut dapat merugikan semua pihak yang berkonflik. Konflik yang terjadi cenderung menimbulkan sikap negatif manusia terhadap satwa liar. Kerugian yang umum terjadi akibat konflik diantaranya seperti rusaknya tanaman pertanian/perkebunan serta hewan ternak yang dimangsa, atau bahkan menimbulkan korban jiwa manusia. Disisi lain tidak jarang satwa liar yang berkonflik mengalami kematian akibat berbagai tindakan penanggulangan konflik yang dilakukan. Kerugian yang umum terjadi akibat konflik diantaranya seperti rusaknya tanaman pertanian/perkebunan serta hewan ternak yang dimangsa, atau bahkan menimbulkan korban jiwa manusia. Disisi lain tidak jarang satwa liar yang berkonflik mengalami kematian akibat berbagai tindakan penanggulangan konflik yang dilakukan.

 

Tim mitigasi yang dibentuk oleh YSHL melakukan monitoring ke dusun-dusun yang berpotensi konflik dengan satwa liar seperti orangutan, harimau, beruang, monyet, dan lainnya di 3 desa dampingan. Penanganan konflik satwa yang terjadi akan dilakukan secara kolaboratif bersama para pihak terkait seperti BGTNGL, KPH Unit I, serta Lembaga/NGO mitra terkait seperti WCS, OIC, dan lainnya. Untuk tindakan antisipasi dan pencegahan konflik, saat ini tim telah membangun beberapa kandang anti serangan harimau (TPE/ Tiger Proof Enclosure) dan juga pemasangan plat seng dibeberapa pohon di kebun-kebun milik masyarakat. Aktivitas ini dilakukan secara partisipatif oleh masyarakat sekitar, Staff Seksi Pengelolaan V TNGL, Lembaga/NGO mitra terkait lainnya.

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp